Cinta Pertamaku Oleh : Maulida Anwar
Ketika hujan turun, angin dingin sepoi-sepoi yang perlahan membelai
helai demi helai rambut gadis itu, yang diperhatikan Vino, yang sedang
duduk sendiri menunggu hujan reda. Cuaca saat ini memang tidak
bersahabat, tapi saat ini cuaca sangat bersahabat bagi Vino karena dia
bisa lebih puas melihat wajah ayunya, bola mata yang bulat, bibirnya
yang tipis, dengan penampilan rambut yang diikat ekor kuda dia memang
sangat sederhana, tanpa polesan make up sedikit pun tetapi wajahnya
sangat ayu yang menarik perhatian.
Di sela kebahagiaan yang Vino rasakan tiba-tiba dia dikejutkan sahabatnya.
“Hayoo!!! Lagi mandang siapa hayoo?” ucap Raka yang tiba-tiba
mengejutkan Vino yang sedang terhanyut melihat bidadari impiannya itu.
“sialan, bikin aku kaget aja tahu gak?” ucap Vino kesal karena dia sudah
kehilangan kebahagiaan yang ia rasakan tadi, karena hujan sudah reda
dan Kimmy pun sudah pulang dijemput Ayahnya, Vino sudah melihat Kimmy
masuk mobil Ayahnya Vino pun sudah merasa lega.
“makanya jangan melamun, beraninya merhatiin dari jauh doang, dari deket
paling gak berani kamu deketin Kimmy” ledek si Raka sambil menjulurkan
lidahnya.
“suatu saat nanti, aku akan berani dan bisa mendapatkannya, ka” itu
kalimat yang pertama kali diucap oleh seorang Vino yang sangat cuek
tentang masalah percintaan.
Tapi sejak dia masuk SMA dan kenal dengan Kimmy gadis cantik, anggun,
sederhana, pendiam itu hati Vino bisa langsung leleh seperti es krim
yang dijemur di bawah sinar matahari. Raka pun hanya terbengong
mendengar ucapan sahabatnya itu, ya mereka berdua memang sudah lama
berteman dari lahir sampai sekarang, suka maupun duka mereka lalui
bersama, canda tawa yang selalu menghiasi persahabatan yang mereka
jalani, jadi Raka tahu persis sifat Vino sahabat terbaiknya itu.
Saat bel istirahat berbunyi, itu bagaikan alunan musik indah yang
terdengar di telinganya yang dari tadi ditunggu-tunggu Raka si langganan
kantin pak kumis, dia memang doyan makan dan seringnya dibayarin sama
si Vino. Setelah perutnya terisi dan sebenarnya perut Raka memang gak
ada penuhnya, makanya kalau di rumah kerjaannya cuma ngabisin makanan
doang, setelah beberapa jam KBM akhirnya bel pulang pun berbunyi,
kebetulan mereka berdua satu kelas tepatnya di kelas X.IPA 1 jadi tiap
hari mereka nempel terus kayak kertas dilem, gak di rumah gak di sekolah
mereka pasti selalu berdua.
Kalau ada Vino ya pasti ada Raka di situ, udah kayak orang pacaran
aja deh mereka. Lalu kedua anak manusia itu yang sudah lama bersahabat
-ya anak manusia lah, masa anak kingkong- menuju ke parkiran sekolah,
tiba-tiba saja Vino melihat Kimmy sedang dibonceng seorang anak
laki-laki dan bukan salah lagi dia Kakak kelas intinya gak tahu tapi
kelas berapa yang denger-denger katanya jago basket dan plus lagi deket
sama Kimmy dan lagi ada yang bilang kalau mereka udah jadian.
Sakit hati Vino saat mengetahui kabar tak enak tersebut, baru kali
ini ia benar-benar merasakan patah hati saat cinta pertama yang ia
rasakan saat ini, dulu waktu dia masih duduk di SMP banyak kok kaum hawa
yang mengaguminya, karena Vino seorang pemain band yang keren dan
mempunyai suara laki banget deh tapi sayangnya dia cuek banget sama
cewek, makanya jarang cewek yang mau nyoba deketin Vino dan sekarang dia
malah lagi tergila-gila sama cewek. Perubahan yang sungguh pesat.
Saat sesampainya di rumah, Vino langsung menuju kamar kesayangannya
yang penuh dihiasi oleh poster-poster. Ia tiduran di tempat tidurnya dan
Vino masih mengingat kejadian tadi siang saat di parkiran sekolah,
hatinya hancur berkeping-keping dan terbakar api cemburu, walaupun dia
sadar kalau dia bukan siapa-siapanya Kimmy tapi hatinya merasa tak
terima, cowok sekeren Vino dan masih banyak cewek yang berharap
kepadanya bisa baru merasakan cinta? Jarang cowok macam ini, cowok
langka dan harus dilindungi -emangnya hewan langka!!.
Siang ini cuaca sangat cerah dan seperti biasa kedua sahabat itu akan
pergi latihan, biasa namanya juga anak band. Vino jago loh main alat
musik apapun, dan dia lebih sering jadi vokalis dan main gitar, di
samping itu Vino juga anaknya pendiam dan smart, pasti jadi juara di
kelasnya, beda sama sahabatnya, Raka lebih cerewet, pemalas dan gayanya
yang kocak. Dan jarang cewek yang tertarik dengannya.
Malam ini kedua sahabat itu pergi ke luar, mereka seperti orang
berpacaran saja selalu berdua, saat ini mereka pergi naik mobilnya Vino.
Ya Vino memang dimanja kedua orangtuanya, dan keluarga Vino memang
mampu dan orang terpandang, Bapak Herman -bapaknya Vino- seorang dokter
sedangkan Ibu Linda -Ibunya Vino- pemilik toko butik, ya sudah apapun
yang Vino mau pasti akan dituruti.
“ehh vin, stop dulu mobil kamu, stopp!!” teriak Raka di dalam mobil
seperti sedang diculik, Vino pun kaget dan langsung menginjak remnya
dengan mendadak.
“ada apa sih?!” tanya Vino kesal karena Raka sudah menganggetkan.
“itu ada Kimmy, cepet gih antar dia balik, kasihan dia pasti lagi nunggu
taksi dari tadi gak ada” ucap
Raka sambil medorong-dorong Vino yang
ragu-ragu untuk ke luar dan menuruti ucapan temannya itu, karena Vino
sudah kesal sudah didorong-dorong si Raka akhirnya ia ke luar dan
menghampiri Kimmy yang sedang duduk sendiri.
“hey Kimmy, kamu kok di sini sendirian?” tanya Vino gugup, dan ini
pertama kalinya Vino mendekati cewek dan berniat akan mengantarkannya
pulang.
“iya nih vin, aku lagi nunggu taksi gak ada” ucapnya lembut serta dihiasi senyumannya yang manis dan manisnya seperti madu.
“emm.. emm mau aku antar pulang?” tawar Vino.
“kamu gak keberatan vin? rumah kita kan gak searah?” tanya Kimmy balik.
“gak papa kok kim, aku malah gak tega lihat cewek malem-malem gini
sendirian, takutnya ada yang ganggu kamu ntar” ucap Vino dengan senyuman
tipis dan banget groginya tangannya sampai gemeteran.
“ya udah deh, aku mau.” ucapnya dan dalam hati Vino senengnya pake
buanget, akhirnya Vino membukakan pintu mobilnya untuk Kimmy, dan
langsung pergi ke rumah Kimmy.
“hay Kimmy, gimana kabarnya?” sapa Raka yang sedang duduk di belakang.
“loh kok ada kamu ka?” tanya Kimmy dan terbengong melihat Raka yang tiba-tiba juga di mobilnya Vino.
“iya, kamu kayak gak tahu aja, kalau ada Vino kan pasti ada aku, kecuali
kalau dia lagi kencan sama ceweknya tapi kasihannya Vino sampe saat ini
belum punya cewek” bisik Raka dan walaupun Raka bicara selirih apapun
Vino masih dengar, tetep aja suaranya kayak badai petir.
Dengar cerita Raka, Kimmy hanya tersenyum, dan menggelengkan kepala saja.
“ya gak mungkinlah ka, banyak kan cewek yang berharap sama Vino, siapa
coba yang gak mau sama Vino” ucap Kimmy yang ke luar dari mulutnya dan
membuat Vino jadi merasa terbang. Yah jadi salting deh tuh anak.
“lah kalau kamu sendiri mau sama Vino?” tanya Raka lagi.
“haduh, nih anak sialan banget sih.” ucap Vino dalam hati.
“oh ya habis ini kita belok kiri ya vin” ucap Kimmy tanpa menjawab
pertanyaan Raka, yah tapi bagi Vino sudah dijawab, itu tandanya Kimmy
memang tidak tertarik dengannya.
Lalu mereka berdua bertemu kedua orangtua Kimmy. Dan disambut sangat ramah.
“alhamdulilah kamu udah sampe nak, makasih ya dek udah nganterin Kimmy pulang” ucap Ibu Kimmy senang.
“iya bu,sama-sama”
“yuk main dulu dek,” tawar Papahnya Kimmy dengan ramah, sebenarnya Vino
mau banget tapi dia gak bisa pulang larut malam dan bisa-bisa nanti
pulang dimarahin Ibu dan Bapaknya. “makasih pak, tapi sudah larut malam,
nanti dicariin orangtua kami pak” ucap Vino dengan kalemnya.
“iya sudah sekali lagi makasih ya dek, kapan-kapan main ke sini ya?”
“iya bu, insya allah” dan tiba-tiba ada cowok yang kemarin siang membonceng Kimmy saat pulang sekolah, ke luar dari rumah Kimmy.
“loh kok nih cowok ada di rumah Kimmy,” Tanya Vino dalam hati.
“oh ya, kenalin vin, ka, ini Kakakku dan satu sekolah sama kita, kamu
sering lihat kan?” ucap Kimmy memperkenalkan Kakaknya dan ternyata
gossip itu tidak benar, cowok itu bukan pacarnya Kimmy yang baru tapi
Kakaknya yang baru pindah sekolah dan sekarang jadi satu sekolah dengan
Kimmy. Dan setelah kami bersalaman lalu pamit pulang.
“hahaha ternyata ada yang gak jadi patah hati nihh ye?” ledek Raka di dalam mobil.
“iya nih, kamu payah ka, kasih informasi gak pernah ada yang bener.”
“eittss dulu kan pernah waktu aku kasih tahu kalau nasi rames di
kantinnya pak kumis jadi 5000, tuh bener kan?” jawab Raka dan menatap
wajah Vino yang kalem itu.
“hem soal makanan aja kamu bener, yang lainnya enggak, ditanya kaki sapi
ada berapa aja salah” ucap Vino datar dan mereka berdua pun hanya
tertawa terbahak-bahak mengingat kejadianitu, saat mereka sedang dihukum
Pak Yanto guru olah raga karena mereka berdua terlambat datang.
Sesampainya di rumah hati Vino riang gembira dan banget gembiranya
baru sampe rumah saja langsung nyapa ramah Ibunya. Tak seperti biasanya
pasti selalu Ibunya dulu yang nyapa anak tunggalnya itu.
“aduhh anak Ibu kok kayaknya seneng banget? kenapa sayang, cerita coba?” tanya Ibu Linda penasaran.
“itu loh Tante, tadi Vino habis nganterin bidadari impiannya pulang” ceplos Raka.
“bidadari sapa ka maksudnya?” Tanya Ibu Linda bingung.
“maaf mah, Raka nih lagi agak kumat, tadi anak orang aja mau diculik,
maklumin aja.” jawab Vino lalu menarik narik Raka ke kamarnya, Raka
memang anaknya bawel dang gak bisa jaga rahasia, dari dulu sampe
sekarang.
“hahaha…” Raka tertawa terbahak-bahak sudah seperti lihat tikus lagi gendong anjing.
“gak usah ketawa kamu, gak usah cerita sama Ibuku apa lagi Ayahku,
bisa-bisa ntar nanya kayak wartawan, Kimmy kan cinta pertamaku, jadi
asing banget buat mereka berdua”
“haha, iya deh iya, Vino yang ganteng dan kerennya selangit.” ledek Raka yang tak ada habisnya.
Pagi ini sangat cerah, tak seperti biasanya Vino dan Raka datang
lebih awal karena Raka dipaksa Vino biar cepet-cepet pengen ketemu Kimmy
pujaan hatinya itu.
“huaahh!! ngantuk banget aku vin, masih pagi buta gini biasanya aku
masih di arab, sekarang udah otw mau ke sekolah,” ucap Raka sambil
mengucek-ngucek matanya yang masih setengah merem, gak tau tadi mandi
apa engga tuh anak. Meleknya cuma tadi waktu sarapan doang.
“sekali-kali lah, aku gak tahu kenapa sekarang jadi semangat banget ke
sekolah,” jawab Vino semangat sambil mengendarai motor gedenya itu.
“iya kamu sih ada Kimmy yang bikin melek, lah aku paling supainah yang
bikin aku melek karena tiap ketemu aku pasti aku dikejar-kejar sampe
ngos-ngosan.” jawab Raka yang membuat Vino tertawa terbahak-bahak.
“haha, mungkin dia jodoh kamu, dan yang terbaik buat kamu ka,” ledek Vino lagi.
“tahu ahh, mending aku gak nikah deh kalau sama dia”
Sesampainya di sekolah tiba-tiba Vino disambut bidadarinya yang makin hari makin cantik aja.
“hay vin, makasih ya buat yang kemarin malem, kalau gak ada kamu, aku
gak tahu sampe rumah jam berapa.” ucap Kimmy berterima kasih.
“iya kim, sama-sama, aku seneng kok bisa nganterin kamu”
“iya syukurlah, oh ya besok malam kamu main ke rumahku ya? mau kan?”
tawar Kimmy disertai balutan senyumnya yang manis tiada tara.
“hah, mau banget kim, oke besok malem aku ke rumahmu” jawab Vino dan dia
sangat gembira diajak main ke rumah Kimmy pujaan hatinya.
Dan malam ini, Vino pun bersiap-siap akan ke rumah Kimmy, dan gak
lupa dia membawa bunga mawar merah yang besar dan indah, dan tentunya
mahal. Setelah pamit dengan Ibunya Vino di tengah perjalanan sangat
gugup, hatinya berdegup sangat kencang. Dan tiba di rumah Kimmy Vino
bingung kenapa di rumahnya Kimmy banyak sekali orang, dan Vino pun
mencoba masuk dengan kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul di
rumahnya Kimmy, dan Vino langsung menjatuhkan bunga yang dibawanya untuk
Kimmy, Vino terdiam dan berdiri kaku seperti patung saat melihat
jenazah Kimmy di ruang tengah sedang dibacakan doa para tetangganya.
Dan Vino juga melihat hanya tangisan, Vino tak percaya semua ini, apa
dia hanya mimpi, tiba-tiba Kakaknya Kimmy -kak Sammy- menghampiri Vino
dan berkata padanya.
“aku pun tak percaya Kimmy terlalu cepat diambil, dia Adik yang penurut,
dan kata terakhir yang diucapkan Kimmy padaku, kalau dia sudah lama
memendam perasaan kepadamu vin, tapi dia tak berharap besar karena dia
cerita padaku kalau kamu cuek dengan cewek. Makanya Kimmy gak mau
ngdeketin kamu” jelas kak Sammy.
Vino hanya bisa terbengong dan menyesal kenapa gak dari dulu dia deketin Kimmy.
“aku gak tahu kak kalau Kimmy menaruh rasa padaku, kenapa Kimmy bisa seperti ini?” tanya Vino dengan lirih.
“dia tertabrak mobil ketika pulang sekolah, dan nyawanya tidak dapat
terselamatkan. Kata yang diucapkan Kimmy saat sempat di rumah sakit
hanya memanggil namamu vin, dia sayang sama kamu,” jelas kak Sammy lagi
yang membuat Vino sangat sangat terpukul.
Cinta pertama Vino sudah pergi, pergi meninggalkan Vino untuk selamanya.